Tokoh-tokoh Dalam Cerita
Kamis,
24 Desember 2015
Selamat
memperingati Maulid Nabi besar Muhammad SAW. Semoga segala suri tauladan sang
Rasul daat menjadi pedoman dalam hidup kita semua. Amin.
Liburan
hari pertama. Aku masih menyempatkan untuk menulis, semoga hari-hari berikutnya
juga sama. Baikalah, beberapa hari sebelumnya aku sudah memutuskan untuk
menulis sebuah cerita berjudul “Cerita Tanpa Jeda”. Tulisan-tulisan dalam
cerita ini akan ku tulis secara kontinue di blog ini. Tujuannya, selain berlatih menulis juga menyalurkan seluruh
imajinasiku yang belakangan ini meluber
ke mana-mana. Jadi, dari pada aku bikin status nggak jelas di sosmed,
lebih baik kalau aku menyalurkan semuanya di sini.
Tokoh-tokoh
dalam cerita ini adalah fiktif, namun selalu memenuhi ruang imajinasiku. Tidak
perlu banyak tokoh untuk memulai cerita panjang ini – yang tidak tahu sampai
kapan aku berhenti menuliskannya. Mungkin cukup empat tokoh utama, kalau nanti
ada tambahan biarkan mengalir saja, itu berarti ceritanya semakin kompleks.
Ceritanya masih seputar Cinta heheee. Kenapa cinta ? karena bagiku cerita cinta
tidak akan pernah ada habisnya bahkan jika ditulis sekalipun. Yang ingin aku
sampaikan banyak sekali, mungkin tentang para pecinta sejati, atau bahkan
tentang orang-orang yang tidak peduli pada urusan asmara namun ternyata lebih
membutuhkan banyak cinta dalam hidupnya. Oh iya, urusan cinta kan tidak hanya
cinta kepada pasangan. Terlalu sempit jika kita hanya memandang dari sudut
pandang itu saja. Urusan cinta sebetulnya kompleks sekali, bahkan dari hal-hal
kecil di kehidupan kita yang seringkali tidak kita sadari. Baiklah itu alasanku
menuliskan CINTA. Satu lagi, mohon maaf kalau cerita-cerita ini nantinya banyak
yang terkesan melankolis. Sebetulnya yang menuliskan ini tidak terlalu
melankolis, hanya saja sudah beribu terlanjur jatuh cinta dengan yang namanya
kata-kata. Jadi, kata-katanya akan terkesan sedikit berlebihan nantinya heheee.
Harap dimaklumi ya pembaca yang budiman.
Kembali
lagi pada tokoh-tokoh dalam cerita. Tokoh utama dalam cerita ini adalah Flo.
Flo adalah seorang gadis yang mempunyai pemikiran bebas. Mempunyai wawasan luas
karena senang membaca buku, mudah bergaul, dan mempunyai kepedulian sosial yang
tinggi. Di lihat dari segi fisik, Flo adalah seorang gadis yang berpenampilan
sedrhana dan apa adanya. Rambutnya pendek, badannya sedikit atletis, tapi masih
tetap menunjukkan lekuk wanitanya. Flo tidak pernah ribet dalam hal penampilan.
Dandanannya cukup bedak dan lipstik, tidak perlu pensil alis atau bahkan eyeliner.
Kaos oblong, jaket jeans dan sendal gunung adalah fashion item
andalannya. Flo juga seorang anak yang mandiri, aktif di berbagai organisasi
kampus membuat pemikiran bebas Flo semakin menemukan inangnya. Namun dibalik
sosok keras Flo, Flo juga seorang yang melankolis. Mungkin dampak dari membaca
novel yang sudah dilakukannya sejak masih Sekolah Menengah.
Tokoh
kedua adalah Rach. Rach merupakan seorang laki-laki yang memenuhi ruang
imajinasi Flo. Seperti Flo, Rach juga aktif di berbagai organisasi kampus. Rach
merupakan sosok lelaki idaman Flo sebab memiliki banyak kesamaan kegemaran
dengan Flo. Flo selalu berhasil menjadikan Rach pemeran utama dalam setiap
tulisannya yang terbit seminggu sekali di koran harian lokal setempat.
Cerita
Rach dan Flo merupakan cerita awal yang akan memenuhi blog ku selanjutnya. Mengenai
dua tokoh berikutnya di bocorkan pada edisi selanjutnya ya.
Tetaplah
menulis, karena menulis adalah bekerja untuk keabadian (Pramoedya Ananta Toer).
Mengutip sedikit dari perkataan Dee Lestara dalam surel menulisnya. Bahwa di
dalam menulis, tulislah apa yang ingin kau tulis. Untuk sementara jangan
pedulikan komentar dan pendapat orang lain, yang terpenting adalah maksud yang
ingin disampaikan benar-benar tersampaikan. Hargailah tulisanmu, sesederhana
apapun itu .
“Tetapi sesederhana-sederhana cerita yang ditulis, dia mewakili pribadi individu atau malahan bisa juga bangsanya.” – Pramoedya Ananta Toer.
@restiiaichty – malam-malam, di sudut kenangan dan kerinduan.
Komentar
Posting Komentar