kata-kata yang tergenang di permukaan kepala
Sejak menyelesaikan naskah monolog pertunjukan Balada Bumi Ayu tahun lalu, aku tidak pernah menulis lagi (selain jurnal-jurnal singkat yang seringkali terlalu sulit untuk ditulis). Aku kehilangan entah itu kemampuan atau keinginan untuk menulis. Kadang, aku membuka halaman blogku untuk menuliskan banyak hal di situ. Namun kalimatku selalu berakhir pada baris ke dua bahkan pertama. Aku coba menulis di kertas, namun hanya lima atau enam kata yang sanggup kurangkai.
Aku juga merasa kehilangan minat pada bacaan. Sudah satu tahun buku-buku hanya menjadi pajangan di kamarku. Padahal aku nyaris selalu membeli buku. Entah itu buku yang ditulis oleh temanku, atau buku-buku lama yang ingin kubaca ulang. Semunya hanya berakhir di tumpukan, kadang kusentuh hanya untuk mengingatkan diriku bahwa aku pernah sangat menikmati semua bacaanku.
Kadang, di malam-malam seperti ini, saat aku hanya berhadapan dengan diriku sendiri, saat aku terlalu muak untuk mengerjakan pekerjaan-pekerjaan yang tertunda, saat aku hanya ingin mendengar sesuatu yang jujur dari alam bawah sadarku, aku merindukan pembicaraan ringan soal buku. Di malam-malam seperti ini aku merindukan momen, kebersamaan dan orang-orang itu dua kali lipat dari biasanya.
Tidak jarang, ketika bertemu dengan orang yang membicarakan buku, aku merasa pulang kepada separuh diriku yang lain. Diriku yang sangat kurindukan. Aku sudah lama ingin menulis namun kata-kata itu hanya tergenang di permukaan kepala. Aku tidak punya daya membawanya keluar.
Aku merasa terjebak pada ide dan program yang pada akhirnya membuatku menulis dengan alasan dan rancangan. Hal-hal yang tidak selalu kau butuhkan ketika menulis. Aku ingin membebaskan diriku dari hal itu. Aku ingin menulis apa saja hingga aku lupa kenapa aku menulis. Aku ingin melepaskan diriku dari teori dan ekspektasi. Aku ingin membebaskan kata-kata yang tergenang di permukaan kepala.
Namun aku belum menemukan jalan keluarnya.
Bisakah kau membantuku untuk tetap menulis dan kembali pada separuh diriku yang lain ?
Bisakah kau membantuku untuk tetap menulis dan kembali pada separuh diriku yang lain ?
Jika bisa, maka aku akan terus menulis di sini. Untuk menemuimu dan separuh diriku yang lain itu...
Di persimpangan
BalasHapusIni udah nulis 😂
BalasHapus